Minggu, 10 April 2011

HADITS TENTANG 73 GOLONGAN

HADITS TENTANG 73 GOLONGAN

Saya pernah mendengar sebuah hadits yang berbunyi,"Akan berpecah-belah umatku menjadi tujuh puluh tiga golongan - 72 diantaranya akan masuk neraka dan hanya satu yang masuk surga, yaitu Ahl as-sunnah wa al-jama'ah." Siapa saja 72 golongan itu dan siapakah Ahl as-Sunnah wa al-jama'ah?
......R.M. Harsono

Hadits yang Anda tanyakan ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan beberapa ulama hadits lain-nya, yang bersumber dari beberapa orang sahabat Nabi, yakni Abu Hurairah, Mu'awiyah, 'Abdul bin 'Umar, dan sebagainya. Redaksi riwayat-riwayat itu berbeda. Akan tetapi, semuanya menginformasikan bahwa umat Nabi Muhammad saw, akan berkelompok-kelompok sehingga mencapai lebih dari tujuh puluh golongan. Dalam berbagai riwayat itu, ada rangkaian perawi yang lemah (dha'if) dan ada juga yang dapat dipertanggungjawabkan (hasan dan shahih).

Dahulu, para ulama memberi perhatian yang amat besar pada kandungan hadits itu. Sayangnya, kebanyakan mereka mengklaim bahwa kelompok atau golongannya sajalah yang benar, selamat, dan akan masuk surga, sementara kelompok atau golongan lainnya sesat.

Syaikh Muhammad 'Abduh (1849-1905), seorang ulama Mesir ternama, adalah salah seorang yang dapat dinilai cukup objektif dalam memahami hadits itu. Pendapatnya ini dikutip secara panjang lebar oleh muridnya, Rasyid Ridha, dalam Tafsir al-Manar, ketika menafsirkan surah al-An'am ayat 159.

Tidak dapat di sangkal bahwa umat islam telah berkelompok-kelompok, tak jadi soal apakah jumlahnya sudah mencapai 73 kelompok atau belum. Tidak diragukan juga bahwa yang selamat diantara mereka hanyalah satu kelompok. Sebab, kebenaran hanya satu, yakni yang sesuai dengan ajaran Nabi saw, dan sahabat-sahabat beliau. Demikian pandangan Muhammad 'Abduh. Tetapi, menentukan siapa yang satu kelompok ini tidaklah mudah.

Menurut 'Abduh, seseorang bisa saja mengatakan:
{1} kelompok yang satu dan sesuai dengan ajaran Nabi saw ini sudah pernah ada, tetapi kini telah punah, sehingga semua kelompok yang ada sekarang ini tidak akan selamat.
{2} kelompok-kelompok umat islam boleh jadi belum mencapai jumlah 73 hingga dewasa ini (karena beberapa kelompok dapat digabung menjadi satu).
{3} kelompok yang satu dan selamat ini boleh jadi belum lahir sampai sekarang, tetapi akan lahir dimasa mendatang.
{4} semua kelompok umat islam yang ada sekarang ini boleh jadi akan selamat semuanya, karena-walaupun kelihatannya berkelompok-kelompok-mereka pada hakikatnya adalah satu. Bukankah semua kelompok umat islam mengakui prinsip-prinsip pokok keislaman (ushul ad-din) yang diajarkan Nabi saw. Seperti keesaan Allah, kenabian, dan kepastian adanya Hari kebangkitan. Perbedaan yang ada di antara berbagai kelompok semuanya berkaitan dengan hal-hal yang tidak diketahui secara pasti. Seandainya hal-hal itu bersifat pasti, maka dapat dipastikan pula bahwa perbedaan tidak akan terjadi. Demikian pandangan Syaikh Muhammad 'Abduh. Agaknya, pendapat inilah yang wajar diterima. Karena itu, semua kelompok dapat ditilai sebagai komunitas Muslim selama mereka tidak menolak sesuatu yang bersifat pasti dari Rasulullah, baik al-Qur'an maupun sunah Nabi.

Dalam bukunya yang berjudul at-Tafkir al-Falsafi fi al-Islam, Prof. Dr. 'Abd al-Halim Mahmud menulis bahwa hadits yang berbicara tentang 73 kelompok itu tidak diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim. Hal ini amatlah menenangkan hati. Sebab, ada sebagian riwayat yang menyatakan bahwa Nabi bersabda, "Akan berkelompok-berkelompok umatku hingga mencapai tujuh puluh sekian kelompok. Semuanya masuk surga, kecuali satu kelompok." Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu an-Najjar dan dinilai sahih oleh al-Hakim. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ad-Daylami, redaksinya berbunyi demikian:"yang binasa hanyalah satu kelompok."

di kutip dari makalah forum diskusi kampus Asyafi'iyah wslm. fadil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar