Jumat, 15 April 2011

Bagian-bagian kalam

pembagian kalam:

واقسا مه سلاسة اسم و فعل وحرف جاأ لمعنى
Artinya:
pembagiam kalam itu ada tiga(3) yaitu: kalimat isim, kalimat fi'il, dan kalimat huruf yang mempunyai arti/ma'na.

Kalam itu dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kalimat isim (kata benda)
2. Kalimat fi'il (kata kerja)
3. Kalimat huruf yang mempunyai arti/ma'na.

A -Arti kalimat Isim (kata benda)

الاسم هو كلمة دلت على معنى في نفسها ولم تقترن بزمان وضع
Artinya:
Kalimat isim ialah kalimat yang menunjukan arti/ma'na pada dirinya sendiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman.

Artinya kalimat tersebut mempunyai arti dan tidak berhubungan dengan waktu tidak sedang, telah, atau akan.

contohnya:
-الكرة=Bola
-رجل =orang lelaki
-بيت =Rumah

dari masing-masing contoh di atas ini mempunyai arti pada dirinya sendiri dan tidak memerlukan waktu seperti besok, lusa, atau sekarang.

B -Arti kalimat Fi'il (kata kerja)

الفعل هو كلمة دلت على معنى في نفسها واقترنت بزمان وضع
Artinya:
kalimat fi'il ialah kalimat yang menunjukan makna/arti pada dirinya sendiri dan disertai dengan pengertian zaman seperti sudah, akan, sedang.

Jadi singkatnya ialah kalimat fi'il itu kalimat yang menunjukan pekerjaan atau kata kerja. Dan kalimat kerja itu kalimat yang membutuhkan waktu baik itu waktu sekarang, dan waktu lampau atau waktu yang akan datang.

Contohnya:

-ادهب(idhaba)= pergilah kau.
-يحرج(yahruju)= akan keluar.
-ضرب(dhoroba)=telah memukul.

Pergilah kau adalah kalimat perintah dimana pekerjaan belum dikerjakan. Baru setelah mendengar perintah itu, baru pergi. Maka waktunya adalah waktu akan datang (istiqbal) sedangkan contoh yang ke dua ialah mempunyai dua waktu yaitu akan, dan sedang. Jadi akan keluar atau sedang keluar. Contoh yang ketiga mempunyai waktu telah lampau. Memukul bertarti telah memukul.

C -Arti kalimat haraf

الحرف هو كلمة دلت على معنى في غيرها
Artinya:
Kalimat huruf ialah kalimat yang menunjukan arti pada yang lain. Maksudnya ialah kalimat huruf itu baru bisa dimengerti arti dan maknanya, apabila kalimat itu disambung de-ngan kalimat lain.

-من {min}= dari -لن {lan} = tidak
-لم {lam} = tidak
-ال {ila} = ke

dilihat dari arti huruf-huruf di atas memang benar ada artinya yaitu dari, tidak dan ke. Tetapi itu semua baru bisa dimengerti artinya, kalau disambung dengan kalimat yang lain. Seperti min, artinya dari. Kalau ada orang berbicara "dari" itu kita yang mendengar akan bingung, belum bisa mengerti maksudnya. Tetapi kalau sudah disambung dengan kalimat lain,misalnya "saya dari pasar",maka baru pendengar mengerti maksudnya.

Rabu, 13 April 2011

Do'a Tolak Bala

DO'A Tolak Bala

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم بارك لنا فى العمر والعمل والإيمان والشهادة والسلامة والإسلام.
اللهم بعد نا من المشرق والمغرب

اللهم بعد نا من شرالسلطان الظالمين الكافرين الهالكين

اللهم عا فنا من جميع البلإ والبلية ومن شرالإ نس والجن والشياطين ببركة سيد المرسلين والملائكة المقربين والشهدآ والصا لحين

وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم اجمعين آمين .

Minggu, 10 April 2011

HADITS TENTANG 73 GOLONGAN

HADITS TENTANG 73 GOLONGAN

Saya pernah mendengar sebuah hadits yang berbunyi,"Akan berpecah-belah umatku menjadi tujuh puluh tiga golongan - 72 diantaranya akan masuk neraka dan hanya satu yang masuk surga, yaitu Ahl as-sunnah wa al-jama'ah." Siapa saja 72 golongan itu dan siapakah Ahl as-Sunnah wa al-jama'ah?
......R.M. Harsono

Hadits yang Anda tanyakan ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan beberapa ulama hadits lain-nya, yang bersumber dari beberapa orang sahabat Nabi, yakni Abu Hurairah, Mu'awiyah, 'Abdul bin 'Umar, dan sebagainya. Redaksi riwayat-riwayat itu berbeda. Akan tetapi, semuanya menginformasikan bahwa umat Nabi Muhammad saw, akan berkelompok-kelompok sehingga mencapai lebih dari tujuh puluh golongan. Dalam berbagai riwayat itu, ada rangkaian perawi yang lemah (dha'if) dan ada juga yang dapat dipertanggungjawabkan (hasan dan shahih).

Dahulu, para ulama memberi perhatian yang amat besar pada kandungan hadits itu. Sayangnya, kebanyakan mereka mengklaim bahwa kelompok atau golongannya sajalah yang benar, selamat, dan akan masuk surga, sementara kelompok atau golongan lainnya sesat.

Syaikh Muhammad 'Abduh (1849-1905), seorang ulama Mesir ternama, adalah salah seorang yang dapat dinilai cukup objektif dalam memahami hadits itu. Pendapatnya ini dikutip secara panjang lebar oleh muridnya, Rasyid Ridha, dalam Tafsir al-Manar, ketika menafsirkan surah al-An'am ayat 159.

Tidak dapat di sangkal bahwa umat islam telah berkelompok-kelompok, tak jadi soal apakah jumlahnya sudah mencapai 73 kelompok atau belum. Tidak diragukan juga bahwa yang selamat diantara mereka hanyalah satu kelompok. Sebab, kebenaran hanya satu, yakni yang sesuai dengan ajaran Nabi saw, dan sahabat-sahabat beliau. Demikian pandangan Muhammad 'Abduh. Tetapi, menentukan siapa yang satu kelompok ini tidaklah mudah.

Menurut 'Abduh, seseorang bisa saja mengatakan:
{1} kelompok yang satu dan sesuai dengan ajaran Nabi saw ini sudah pernah ada, tetapi kini telah punah, sehingga semua kelompok yang ada sekarang ini tidak akan selamat.
{2} kelompok-kelompok umat islam boleh jadi belum mencapai jumlah 73 hingga dewasa ini (karena beberapa kelompok dapat digabung menjadi satu).
{3} kelompok yang satu dan selamat ini boleh jadi belum lahir sampai sekarang, tetapi akan lahir dimasa mendatang.
{4} semua kelompok umat islam yang ada sekarang ini boleh jadi akan selamat semuanya, karena-walaupun kelihatannya berkelompok-kelompok-mereka pada hakikatnya adalah satu. Bukankah semua kelompok umat islam mengakui prinsip-prinsip pokok keislaman (ushul ad-din) yang diajarkan Nabi saw. Seperti keesaan Allah, kenabian, dan kepastian adanya Hari kebangkitan. Perbedaan yang ada di antara berbagai kelompok semuanya berkaitan dengan hal-hal yang tidak diketahui secara pasti. Seandainya hal-hal itu bersifat pasti, maka dapat dipastikan pula bahwa perbedaan tidak akan terjadi. Demikian pandangan Syaikh Muhammad 'Abduh. Agaknya, pendapat inilah yang wajar diterima. Karena itu, semua kelompok dapat ditilai sebagai komunitas Muslim selama mereka tidak menolak sesuatu yang bersifat pasti dari Rasulullah, baik al-Qur'an maupun sunah Nabi.

Dalam bukunya yang berjudul at-Tafkir al-Falsafi fi al-Islam, Prof. Dr. 'Abd al-Halim Mahmud menulis bahwa hadits yang berbicara tentang 73 kelompok itu tidak diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim. Hal ini amatlah menenangkan hati. Sebab, ada sebagian riwayat yang menyatakan bahwa Nabi bersabda, "Akan berkelompok-berkelompok umatku hingga mencapai tujuh puluh sekian kelompok. Semuanya masuk surga, kecuali satu kelompok." Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu an-Najjar dan dinilai sahih oleh al-Hakim. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ad-Daylami, redaksinya berbunyi demikian:"yang binasa hanyalah satu kelompok."

di kutip dari makalah forum diskusi kampus Asyafi'iyah wslm. fadil

Sabtu, 09 April 2011

Jurumiyah bab kalam

بسم الله الرحمن الرحيم

الكلام هواللفظ المركب المفيد بالوضع.
Kalam ialah yang diucapkan yang disusunkan yang memberi faidah dengan memakai bahasa 'arab.

Maksudnya,kalam adalah lafazh yang tersusun yang berfaidah bagi orang yang mendengar atau yang diajak bicara.

Kalam menurut istilah para ahli ilmu Nahwu, ialah harus memenuhi empat syarat,yaitu:

1.اللفظ

فاللفظ هوالصوت المشتمل على بعض الحروف الهجا ئية
lafazh adalah suara ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyah
seperti lafazhزيد {Zaid}. Sesungguhnya lafazh Zaid adalah suara ucapan yang mengandung huruf Za,Ya dan Dal. Bila ucapan tidak mengandung sebagian huruf hijaiyah, seperti suara
genderang{termasuk pula suara Ayam,beduk,kaleng,petir,mesin,dan sebagainya}, maka tidak dinamakan lafazh. Dan ada pula sesuatu yang berfaidah namun menurut para ahli ilmu nahwu tidak di golongkan lafazh, seperti isyaroh,tulisan,surat keterangan dan bendera.

2.المركب

والمركب ماتركب من كلمتين فاكثر.
"Murokab adalah ucapan yang tersusun dari dua kalimat atau lebih"

seperti قام زيد {ki Zaid telah berdiri} زيدقائم {ki Zaid telah berdiri}
kedua contoh ini maksudnya sama tetapi susunannya berbeda. Contoh pertama terdiri dari fi'il dan fa'il dan setiap fa'il pasti dirofa'kan. Contoh kedua terdiri dari mubtada dan khabar. Setiap mubtada, pasti dirofa'kan karena menjadi permulaan bicara dan setiap khabar juga dirofa'kan karena mengikuti mubtada. {masalah mubtada dan khabar dijelaskan dalam bab tersendiri}.

3.المفيد

والمفيد ما افاد فائدة يحسن السكوت عليها من المتكلم والسامع.
Mufid adalah ungkafan yang memberikan pemahaman sehingga pembicara dan pendengarnya merasa puas.

seperti قام زيد {ki Zaid telah berdiri} زيدقائم {ki Zaid telah berdiri}
sesungguhnya kedua contoh ini memberikan pemahaman yang membuat pendengarnya perasa puas. Yaitu kepuasan mengenai berita berdirinya ki Zaid, karena pendengar ketika mendengar hal itu tidak menunggu lagi sesuatu lainnya yang menjadikan sempurnanya kalam dan pembicaranya sendiri merasa puas.

4.الوضع

{ mengandung arti, pengertian, maksud dan tujuan}.

Mengenai pengertian Wadla' ini ada dua penafsiran. Sebagian ahli ilmu nahwu menafsiri dengan{القصد‎=‏tujuan}.

Maksudnya adalah ucapan itu jelas yang di tuju, bukan sekedar ucapan. Karena itu ucapan yang tidak jelas tujuannya tidak termasuk wadla' seperti ucapan orang yng lagi tidur(mengigau) dll.

Sebagian lainnya menafsiri dengan{العربى=bahasa Arab}. Maksudnya harus berbahasa Arab. Ucapan yang bukan bahasa Arab {Ajam}, seperti bahasa turki, barbar, jerman, indonesia, jawa dll, menurut para ahli ilmu Nahwu tidak termasuk wadla' berarti juga tidak bisa disebut kalam.

Alhamdulilah bab awal dari kitab juru miyyah tentang pengertian kalam udah usai nanti di sambung lagi di posting berikutnya di bab yang selanjutnya...wslm fadil ‎