Rabu, 30 November 2011

KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN DAKWAH

Wahai Saudara-saudara para Da'i ....

Jika anda tahu bahwa kondisi kemanusiaan saat ini diliputi oleh kerusakan, disentegrasi, kemalangan, kesengsaraan, kebusukan, kedunguan, sementara prinsif-prinsif (mabda- penyunting) dan kesesatan belum punah di permukaan bumi ini,bila anda tahu itu semua. Apakah kewajiban agung anda dalam Tabligh dan Dakwah?....

Wahai saudara-saudaraku para da'i!., dalam pasal ini insya Allah anda akan mengetahui keagungan dan keluhuran tanggung jawab dan amanah dalam mengemban Dakwah Islamiyah ke penjuru dunia, dan menyebarkan dienullah ini ke pelosok bumi. Kepada Allah-lah tujuan jalan kita, dan kepada-nya pula kita rentangkan harapan taufiq dan pertolongan.

Ketahuilah oleh anda wahai para da'i (moga Allah memberi anda Rahmat) bahwa pada masa ini dakwah ilal- islam menjadi kewajiban syari'ah dan merupakan amal yang vital (dharuri) bagi orang yang mengakui dirinya muslim. Baik pemuda maupun orang dewasa, pria maupun wanita, kecil maupun besar, penguasa maupun rakyat biasa, kaum terpelajar maupun orang awam, kesemuanya memikul tanggung jawab dalam menunaikan tugas ini sesuai dengan kondisi, kemampuan, keimanan, dan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam dan kondisi sosial manusia .

Landasan hukum dari tugas dakwah universal ini adalah firman Allah berikut ini:

"Dan orang-orang yang beriman, pria dan wanita, sebagian mereka (adalah )menjadi penolong bagi sebagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan ) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi maha Bijaksana ." (QS. At-Taubah/9: 71).

Dalil lain tentang kewajiban tabligh menyeluruh ini juga terdapat dalam firman Allah ini:

"Kamu adalah umat yang terbaik (Khaira Ummah-penyunting ) yang dilahirkan untuk manusia, menyeluruh kepada yang ma;ruf , mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Al-Imran/3 :110).

Ungkapan kuntum Khaira Ummah dalam ayat ini meliputi seluruh orang islam dalam berbagai jenisnya yang beragam, baik corak mereka, rupa mereka, bahasa, maupun peringkat sosial mereka. Sedang ungkapan  Ukhrijat linnasi dalam lanjutan ayat, adalah suatu ungkapan yang mengarahkan perhatian terhadap Sang pengatur, Sang pengurus (Allah),yang mengeluarkan Umat Islam dari selubung kegaiban lalu menampakan nya ke alam nyata, dan meneguhkan jati dirinya, untuk menyampaikan seruan Allah di alam raya ini.

Dalil Al-Qur'an tentang kewajiban Dakwah
  1. Allah berfirman : " Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat ma'ruf dan melarang berbuat mungkar. Mereka itulah orang yang beruntung." (QS. Al-Imran/3: 104).
Hurup lam pada lafaz Waltakum dalam firman Allah ini adalah untuk menyatakan amr (perintah); sedang perintah itu menuntut suatu kewajiban. Sedang lafaz Ummatun, sebagaimana yang di tunjukan oleh siyaq ( alur pembicaraan) ayat ini, maksudnya adalah sekelompok orang dari kalangan Ulama dan Da'i yang di tugaskan untuk menunaikan amar ma'ruf nahyi mungkar, dan selalu menjaga keutuhan opini masyarakat dalam setiap kawasan masyarakat islam sekalipun menurut hukum asal dakwah dan amar ma'rup nahyi mungkar merupakan kewajiban bagi setiap individu umat Islam sesuai dengan kadar kemampuan, kesiagaan,dan keimanannya.

Dalam menafsirkan ayat ini , Ibnu Katsir menulis, " yang di maksud dengan ayat ini adalah, hendaklah ada sekelompok orang dari umat Islam yang di kerahkan untuk menangani perintah dakwah ini, walaupun tugas ini merupakan kewajiban bagi setiap individu umat Islam.Sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing, seperti yang telah di tetapkan  dalam hadis Shahih Muslim ; dari Abu Hurairah ra, ia berucap, Rasulullah SAW. bersabda :

" Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkarang, ubahlah dengan tangannya. jika tidak mampu, maka dengan lidahnya. jika tidak berdaya pula, maka ubahlah dengan hatinya. Dan sikap ini ( mengubah dengan hati -penyunting .) merupakan selemah -lemahnya Iman."

Dan dalam suatu riwayat , "Diluar itu sedikitpun tidak ada Iman."  lihat Mukhtashar Ibnu Katsir , oleh Ali Ashaabuunii jilid 1 halaman 306 

sampai disini dulu artikel makalah tentang kewajiban berdakwah dikutif dari perpus- Asyafi'iyah